Pengumpulan

TPST Terbesar di Jawa Timur Ditargetkan mengurangi 90% Sampah Plastik Ke TPA

Kolaborasi  yang digagas oleh Danone-AQUA, Pemerintah Kabupaten Lamongan, PT Reciki Solusi Indonesia dan Dompet Dhuafa berhasil membangun Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST) Sampahku Tanggungjawabku (Samtaku) terbesar di Jawa Timur. 

TPST dibangun di Desa Tambakrigadung Kecamatan Lamongan, Kabupaten Lamongan di atas lahan seluas 5500 meter persegi dan mampu menampung 60 ton sampah per harinya. Dioperasikan oleh tujuh orang  di bawah  management PT Reciki Solusi Indonesia, fasilitas ini mampu  melayani pelanggan yang terdiri dari 15000 kepala keluarga dan perkantoran di kawasan industri Lamongan.

Sejak dioperasikan pada Bulan Mei hingga Agustus 2020, TPST mampu mengurangi laju sampah  ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Tambak Rigadung Kecamatan Lamongan dan  Dadapan Kecamatan Solokuro sebesar 18%.  Sebelum TPST beroperasi sampah yang dibawah ke TPA sebanyak 152,38 ton. Kemudian setelah TPST beroperasi, volume sampah menjadi 106,46 ton dari periode Mei hingga Agustus. Diproyeksikan ke depannya TPST akan mampu mengurangi sampah ke TPA hingga 90%. 

Pengurangan tersebut terjadi karena adanya proses pengelolaan sampah. Bima Aries Diyanto menjelaskan bahwa sampah dari warga dan perkantoran yang sebelumnya langsung dibawa ke TPA, sekarang diolah di TPST. “Sampah yang ditampung dilakukan sorting yakni sampah organik dan sampah plastik. Sampah organik kemudian dilakukan daur ulang menjadi kompos yang akan disalurkan kepada masyarakat secara gratis. Sedangkan sampah plastik dipilah menjadi sampah high value dan sampah low value yang masih bisa di daur ulang sedangkan sisanya yang sudah tidak dapat diolah masuk ke TPA”, Jelas Bhima Aries Diyanto.

Direktur Sustainable Development Danone Indonesia Karyanto Wibowo mengungkapkan bahwa Indonesia menghasilkan 6,8 juta ton sampah plastik dan baru 10% yang telah didaur ulang, sementara 9% masuk sungai dan laut.  “Danone-AQUA mendukung upaya pemerintah Indonesia untuk mengurangi 70% sampah ke lautan pada tahun 2025, peran aktif kami dalam pembangunan TPST ini merupakan bukti nyata dari komitmen tersebut,” 

Lebih lanjut, Karyanto menjelaskan bahwa pembangunan fasilitas persampahan juga harus didukung oleh adanya perubahan perilaku dari masyarakat. Karenanya, Danone-AQUA juga turut membangun Wahana Edukasi Sampahku Tanggungjawabku yang merupakan sarana edukasi bagi masyarakat umum dan anak sekolah. Di dalam wahana ini berisi pengetahuan mengenai sampah, permasalahan sampah, sumber sampah, pemilahan sampah, daur ulang sampah serta alur proses TPST Lamongan.   Wahana Edukasi Sampahku Tanggungjawabku mulai dibuka untuk umum pada bulan November 2020 dan diharapkan menjadi acuan bagi masyarakat untuk belajar mengenai pengelolaan sampah.

Edukasi ke masyarakat juga dilakukan dengan melibatkan kelompok masyarakat. Sebab itu, Danone-AQUA melalui Dompet Dhuafa memfasilitasi berdirinya Paguyuban Sampah yang merupakan kelompok pengangkutan sampah. Paguyuban sampah mengorganisir pengangkutan sampah, sehingga sampah dibuang ke TPST. Para anggotanya juga dipersiapkan untuk bisa melakukan sosialisasi ke warga, sektor swasta, dan komersil.  Dengan ini diharapkan partisipasi warga meningkat. Partisipasi dapat berupa biaya pengelolaan sampah atau menjual sampahnya ke TPST bagi bank sampah yang aktif.